Sunday, December 20, 2015

Makalah Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini manusia sedang menghadapi perubahan yang begitu cepat yang timbul sebagai dampak dan kewajiban ilmu pengetahuan. Apalagi jika didasarkan pada asumsi bahwa segala problem itu berpangkal dan suatu penerapan konsep pendidikan yang merangsang serta mendorong progresivitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak terkendali.
Di kalangan Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta problem lainya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa terwujudnya suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam.

Salah satu solusi pemecahannya adalah pembenahan manajemen dan kepemimpinan dalam pendidikan. Selain dari dunia bisnis, negara maupun organisasi manajemen mempunyai peran penting untuk mengantarkan kemajuan pendidikan. Kalau manajemen negara mengejar kesuksesan pembangunan sedangkan manajemen pendidikan (sekolah) mengejar kesuksesan perkembangan anak manusia melalui pelayanan-pelayanan pendidikan yang memadai.
Pada makalah ini akan dipaparkan pengertian manajemen dan kepemimipinan pendidikan Islam beserta hal-hal yang terkait dengan manajemen dan kepemimpinan pendidikan Islam guna mencapai tujuan pendidikan Islam itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajemen dan kepemimpinan pendidikan Islam?
2.      Apa fungsi manajemen pendidikan Islam?
3.      Apa karakteristik manajemen pendidikan Islam?
4.      Bagaimana kepemimpinan dalam pendidikan Islam?
5.      Apa saja permasalahan di dalam manajemen dan kepemimpinan lembaga pendidikan Islam?
6.      Bagaimana solusi atas permasalahan di dalam manajemen dan kepemimpinan pendidikan Islam?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela,penuh semangat,ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.[1]
Sedangkan pengertian kepemimpinan dalam pendidikan adalah (dalam hal ini kepala sekolah) merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.[2]
2. Tipe atau Gaya Kepemimpinan
Tipe dan gaya kepemimpinan yang  pokok ada tiga, yaitu (1) otokratis, (2) laissez faire, (3) Demokratis
a.       Kepemimpinan yang Otokratis
·         Pemimpin bertindak sebagai dictator
·         Kekuasaan pemimipin hanya dibatasi undang undang
·         Penafsiran sebagai pemimpin hanyalah menunjukkan dan memberi perintah
·         Anggota tidak boleh membantah atau mengajukan saran
·         Pemimpin tidak menghendaki rapat atau musyawarah
·         Supervisi bagi pemimpin hanyalah mengontrol segala perintah perintah yang telah ia berikan untuk ditaati dan dijalani
b.      Kepemimpinan yang Laissez Faire
·         Pemimpin membiarkan orang berbuat sekehendaknya
·         Pemimipin sam sekali tidak memberikan kontrol, dan koreksi terhadap pekerjaan anggotnya.
·         Kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur dan tidak teratur.
·         Tingkat keberhasilan organisasi semata mata disebabkan karena kesadaran anggota.
·          Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur.
c.       Kepemimpinan yang Demokratis
·         Pemimpin bukan diktator akan tetapi merakyat
·         Hubungan dengan anggotanya berasas kekeluargaan
·         Pemimipin selalu berusaha menstimulasi anggota anggotanya agar bekerja secara kooperatif.
·         Mau menerima kritik dan saran dari kelompoknya.
·         Pemimpin selalu berusaha membangun semangat anggota.
Tipe demokrasi  merupakan tipe kepemimpinan yang paling baik terutama untuk kepemimpinan pendidikan.[3]
3. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen berasal dan bahasa Inggris “management”, dipandang dari segi anti kata manajemen berarti pengelolaan.[4]
Kamus istilah manajemen mengartikan manajemen sebagai (1) Proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. (2) Pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi.[5]
Dapat pula manajemen diambil pengertian sebagai tata laksana untuk mencapai tujuan dan umumnya yang memegang police tata laksana yang disebut manajer (pimpinan, ketua, kepala). Manajer harus dapat melaksanakan, mengatur proses fungsi manajemen yang meliputi (1) perencanaan, (2) koordinasi / organisasi, (3) pengarahan, (4) kontrol / pengawasan dan (5) evaluasi / penilaian.
Secara umum manajemen dapat diidentifikasikan sebagai kemampuan atas ketrampilan memperoleh sesuatu hasil dalm rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dan orang yang mengatur tata laksana kegiatan orang-orang yang terlibat pencapaian tujuan itu disebut manajer (pimpinan, ketua, kepala). Adapun secara khusus dalam dunia pendidikan, manajemen diartikan sebagai memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas agar konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator dalam mengemban misi sebagai atasan dan sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan serta sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar.
4. Pengertian Pendidikan Islam
Untuk memberikan pengertian pendidikan Islam, lebih bijaknya kalau melihat konsep pendidikan terlebih dahulu. Menurut Ki Hajar Dewantoro, mendidik adalah menuntun segala kekuatan yang ada pada anak-anaknya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[6]
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[7]
Dari pengertian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu dilaksanakan oleh orang dewasa yang ditujukan kepada anak yang merupakan benih yang berkembang membutuhkan bimbingan dan bantuan. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi anak calon manusia dewasa yang akan mengemban tugas melaksanakan dan melanjutkan kekhalifahan di bumi yang mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah.
5. Manajemen Pendidikan Islam
Dari beberapa uraian manajemen dan pendidikan Islam ternyata adalah penggabungan dua ilmu yaitu manajemen dan pendidikan Islam. Menurut Prof. Dr. Mujamil Qomar manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.[8]
Lebih lanjut definisi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut untuk mempermudah pemahaman dan implikasi yang ada.
Pertama, proses pengelolaan lembaga pendidikan secara Islami. Dalam proses pengelolaan ini aspek yang ditekankan adalah nilai keislaman yang bersandar pada Al Qur’an dan Al Hadist. Misalnya terkait dengan pemberdayaan, penghargaan, kualitas, dll.
Kedua, lembaga pendidikan Islam. Fokus dan manajemen pendidikan Islam adalah menangani lembaga pendidikan Islam mulai dan pesantren, madrasah, perguruan tinggi dan sebagainya.
Ketiga, proses pengelolaan pendidikan Islam secara Islami. Proses pengelolaan harus sesuai dengan kaidah-kaidah Islam atau memakai kaidah-kaidah menejerial yang sifatnya umum tapi masih sesuai dengan nilai-nilai keislaman.
Keempat dengan cara menyiasati. Hal ini mengandung makna strategi, karena manajemen penuh siasat atau strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan manajemen pendidikan Islam yang selalu memakai strategi tertentu.
Kelima, sumber-sumber belajar dan hal-hal yang terkait. Sumber-sumber belajar di sini memiliki cakupan yang luas, yaitu:
-  Manusia, yang meliputi : guru, murid, pegawai dan pengurus
-  Bahan, yang meliputi buku, perpustakaan, dll
-  Lingkungan merupakan segala hal yang mengarah ke masyarakat
-  Alat dan peralatan seperti alat peraga, laboratorium, dsb
-  Aktivitas yang meliputi keadaan sosio politik, sosio kultural dalam masyarakat
Keenam, tujuan pendidika Islam. Tujuan merupakan hal yang vital yang mengendalikan dan mempengaruhi komponen-komponen dalam lembaga pendidikan agama Islam.
Ketujuh, efektif dan efisien. Artinya, manajemen yang berhasil mencapai tujuan dengan penghematan tenaga, waktu dan biaya.[9]
Menurut Mujamil Qomar, perwujudan secara riil manajemen pendidikan Islam masih kalah dengan non muslim hal ini ditunjukkan oleh hal-hal di bawah ini :
1. Islam masih terbiasa dengan tradisi dakwah, ukan akademik
2. Dalam hal pendanaan Islam masih jauh dari kebutuhan.
3. Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan Islam masih kurang, masyarakat Islam jika mempunyai anak pandai di sekolahkan pada sekolah negeri.
4. Profesionalisme masyarakat muslim masih apa adanya.

B. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam
Menurut Mahdi bin Ibrahim, fungsi manajemen pendidikan Islam meliputi; Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1.      Fungsi Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr: 18)

Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
2.      Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.
3.      Fungsi Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu: Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.
4.      Fungsi Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil. Monitoring bukan hanya dilakuakan oleh manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencanaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.[10]




C. Karakteristik Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen pendidikan Islam merupakan manajemen pendidikan yang berlabel Islam. Sudah barang tentu mempunyai karakteristik tersendiri. Karakteristik itu tidak lepas yang bersifat Islami.
Islam, menurut prof. Mujamil Qomar dapat dimaknai sebagai Islam wahyu dan Islam budaya. Isalm wahyu meliputi al Quran dan hadis-hadis Nabi, baik hadis Nabawi maupun hadis Qudsi.[11] Sementara itu, Islam budaya meliputi ungkapan sahabat Nabi, pemhaman ulama, pemahaman cendekiawan Muslim dan budaya umat Islam. Kata Islam yang menjadi identitas manajemen pendidikan ini dimaksudkan dapat mencangkup makna keduanya, yakni Islam wahyu dan Islam budaya. Karena itu, pembahasan dalam manajemen melibatkan wahyu dan budaya kaum muslimin ditambah dengan kaidah-kaidah manajemen pendidikan secara umum. Bahan-bahan keilmuan dalam manajemen pendidikan islam meliputi :
1. Teks-teks wahyu, baik al Quran maupun hadis sahih sebagai pengendali bangunan rumusan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan islam.
2. Aqwal (perkataan-perkataan) para sahabat Nabi, ulama, cendekiawan muslim sebagai pijakan logis argumentative dalam menjelaskan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan islam
3.  Perkembangan lembaga pendidika islam sebagai pijakan empiris dalam mendasari perumusan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan islam.
4.  Kultur komunitas (pimpinan dan pegawai) dalam lembaga pendidikan islam sebagai pijakan empiris dalam merumuskan kemungkinan strategi yang khas dalam mengelola lembaga pendidikan islam
5.  Ketentuan kaidah- kaidah manajemen pendidikan sebagai pijakan teoritis dalam mengelola lembaga pendidikan isalm, dengan tetap melkukan kritik jika terdapat ketentuan-ketentuan atau prinsip-prinsip yang tidak relevan supaya sesuai dengan kondisi budaya yang terjadi dalam lembaga pendidikan islam.[12]

D. Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan, karena ia merupakan pemimpin dilembaganya. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah.karena mereka merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuannya.sekolah yang efektif , bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran kepala sekolahnya.maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik.kepal sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.
Sebagai pemimpin pendidikan yang professional,kepala sekolah dituntut untuk selalu mengadakan perubahan, mereka harus memiliki semangat yang berkesinambungan untuk mencari terobosan-terobosan baru demi menghasilkan suatu perubahan yang bersifat pengembangan dan penyempurnaan.dari kondisi yang memprihatinkan menjadi kondisi yang lebih dinamis, baik segi fisik maupun akademik ,seperti perubahan semangat keilmuan,atmosfer belajar dan peningkatan strategi pembelajaran.disamping itu, kepala sekolah juga harus berusaha keras menggerakkan para bawahannya untuk berubah ,setidaknya mendukung perubahan yang dirintis kepala sekolah secara proaktif,dinamis, bahkan progresif, system kerja para bawahan harus lebih kondusif, kinerja mereka harus dirangsang supaya meningkat, disiplin mereka harus dibangkitkan, sikap kerjasama mereka lebih dibudayakan, dan suasana harmonis diantara mereka lebih diciptakan. 
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinila dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah yaitu meliputi:[13]
1.   Sebagai Pendidik (educator)
a.    Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas
b.    Mampu memberikan alternative pembelajaran yang efektif
c.    Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan
2.   Sebagai Manajer
a.    Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai dengan standar yang ada.
b.    Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada serta lebih lanjtu memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer.
c.    Kemampuan menyusun program secara sistematis.
3.   Sebagai Administrator
a.    Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa data administrasi yang akurat.
b.    Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan , ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi persuratan dengan ketentuan yang berlaku
4.   Sebagai Supervisor
a.    Kemampuan menyusun program supervise pendidikan dilembaganya yang dapat melaksanakan dengan baik
b.    Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru dan karyawan
c.    Kemampuan memanfaatkan kinerja guru atau karyawan untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
5.   Sebagai Pemimpin
a.         Memiliki kepribadian yang kuat
b.         Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda, begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lainnya
c.         Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya

6.   Sebagai Inovator
a.    Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan madrasah, memilih yang relevan untuk kebutuhan lembaganya
b.      Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan baik
c.      Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif

E. Permasalahan di dalam Manajemen dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam
Jenis dan bentuk konflik itu memiliki implikasi dan konsekuensi bagi manajer lembaga pendidikan islam. Karena, manajer memiliki peran yang fungsional dalam mengelola konflik dan diharapkan mampu mengelolanya sebaik mungkin sehingga menghasilkan kepuasan bagi semua pihak, terutama pihak yang berkonflik. Setidaknya, mereka tidak lagi membuat ulah yang berpotensi menyulut konflik baru pasca penyelesaian konflik.
Tugas seorang pemimpin lembaga pendidikan islam harus mampu menyelesaikan permasalahan atau konflik yang sedang dihadapinya, seperti:[14]
1.  Konflik diri sendiri, seperti kepela madrasah pada waktu yang sama dihadapkan pada pilihan dilematik antara pergi kemadrasah tepat waktu sebagaimana ketentuan yang sudah disepakati atau kepentingan mengantar istri kepasar karena memilikihajatyang sangat peting. Memilih dua kepentingan ini benar-benar menimbulkan konflik dalam dirinya yang sama-sama beresiko. Dan ternyata tidak banyak kepala madrasah yang memilih pergi kemadrasah tepat waktu sebagai teladan bagi bawahannya dengan menunda kepentingan keluarga (istri).
2.   Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan. Konflik antar pemimpin ini angat menggangu proses pembelajaran dan tentu berdampak negatif pada mutu hasil pembelajaran atau pendidikan. Konflik semacam ini merupakan konflik tingkat tinggi, karena terjadi pertentangan antar pimpinan, yaitu konflik antar pimpinan penyelenggara pendidikan (ketua yayasan) dengan pimpinan pelaksana pendidikan (kepala madrasah). Di Indonesia disinyalir banyak yayasan yang mengaharapkan pendapatan finansial dari pelaksana pendidikan, padahal pihak pelaksana pendidikan sendiri juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar madrasah
3.  Konflik antar pemimpin madrasah dengan guru, dalam hal ini hubungan antar pemimpin madrasah dengan guru kadang tidak harmonis, dikarenakan adanya perbedaan pendapat  dalam musyawarah ataupun dalam penyelesaian masalah. Hal semacam ini sering terjadi di madrasah-madrasah.
4.  Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua komite (masalah dana pembiayaan operasional madrasah). Seperti, dalam rapat untuk penentuan dana pembanguna madrasah, adanya perselisihan pendapat antar keduanya dalam pengambilan keputusan dana tersebut.
            Beberapa factor yang menyebabkan lemahnya manajemen pendidikan Islam pada saat ini sebagai berikut:
1.   Islam masih terbiasa dengan tradisi dakwah, ukan akademik
2.   Dalam hal pendanaan Islam masih jauh dari kebutuhan.
3.   Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan Islam masih kurang, masyarakat Islam jika mempunyai anak pandai di sekolahkan pada sekolah negeri.
4.  Profesionalisme masyarakat muslim masih apa adanya.

F. Solusi atas Permasalahan di dalam Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam
1.  Untuk mengatasi konflik pribadi diatas hendaknya seorang pemimpin mempunyai keprofesionalan untuk membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan lembaga. Seorang pemimpin harus mengutamakan kepentingan lembaga diatas kepentingan pribadi.
2.   Dalam hal mengatasi konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan seperti diatas, diperlukan suatu upaya untuk menyinkronkan permasalahan. Kedua belah pihak perlu bertemu untuk membahas dan merumuskan jalan keluar dari permasalahan yang ada sehingga tercapailah suatu kemufakatan untuk kepentingan bersama.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Fungsi manajemen pendidikan Islam meliputi; Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
Permasalahan yang sering terjadi dalam lembaga pendidikan Islam antara lain: konflik diri sendiri, konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan, konflik antar pemimpin madrasah dengan guru, konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua komite (masalah dana pembiayaan operasional madrasah). Solusi atas permaslahan tersebut antara lain sebagai berikut:
1.  Untuk mengatasi konflik pribadi diatas hendaknya seorang pemimpin mempunyai keprofesionalan untuk membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan lembaga.
2.   Dalam hal mengatasi konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan seperti diatas, diperlukan suatu upaya untuk menyinkronkan permasalahan.




DAFTAR PUSTAKA


Daryanto, M.,  Administrasi  Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-1/

Idris, Zahara, Dasar-dasar Kependidikan, Padang: Angkasa Raya, 1981.

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Al Ma’arif , 1989.

Marno, Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika Aditma, 2008.

Purwanto, Ngalim, .Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2006.

Ridzaha, Taliziduku, Manajemen Perguruan Tinggi, Jakarta: Bina Aksara, 1988.

Qomar, Mujamil,  Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2008.

_______, Meneliti Jalan Pendidikan Islam, Yogyakarta: P3M STAIN Tulung Agung dengan Pustaka Pelajar, 2003.





[1] Ngalim Purwanto.Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:Rosdakarya.2006) , hlm.  26
[2] M. Daryanto, Administrasi  pendidikan. (Jakarta: rineka cipta.1998) . hlm.  33
[3] http://athieyaassabiqy.blogspot.com/2011/11/makalah-pemimpin-dalam-pendidikan-islam.html
[4] Mujamil Qomar Etial, 2003, Meneliti Jalan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: P3M STAIN Tulung Agung dengan Pustaka Pelajar), hal. 296
[5] Taliziduku Ridzaha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Bina Aksara, Jakarta, 1988), hlm. 91.
[6] Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1981),  hal.  9.
[7] Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al Ma’arif , 1989), hal. 19.
[8] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 10.
[9] http://nurmusliminta.blogspot.com/2012/04/karakteristik-manajemen-pendidikan.html
[10] http://mpiuika.wordpress.com/2009/10/22/makalah-diskusi-mpi-kelompok-1/
[11] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 15.
[12] Ibid, hlm. 37.
[13] Marno, Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditma, 2008), hlm. 37-39.
[14] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 240.

Related Posts

Makalah Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.