Saturday, January 30, 2016

Kisah Jatuh Bangun Bisnis EO (Event Organizer) Ala Putri Choirul Tanjung

Kisah Jatuh Bangun Bisnis EO (Event Organizer) Ala Putri Choirul Tanjung - Meski terlahir sebagai anak seorang konglomerat, tak lantas membuat Putri Tanjung 'nebeng' di bisnis ayahnya. Dirinya malah memilih jalan memulai bisnis sendiri sejak usia belia, modalnya pun tak sepeser pun berasal dari orang tua. 


Putri mengawali karir bisnisnya dengan mendirikan event organizer (EO) El Paradiso pada 2011. Tugasnya, menggarap kegiatan-kegiatan pesta kecil-kecilan seperti perayaan ulang tahun.

"Saya bujuk temen saya agar dia kasih acaranya ke saya. Orang tuanya kasih saya uang Rp 20 juta buat bikin birthday party, garden party dan sebagainya, ini awal saya mulai bisnis, tak sepeserpun uang dari orang tua," kata Putri di acara Creativepreneur Talk di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat (29/1/2016).

Sukses jadi penyelenggara sejumlah event kecil, Putri terjun pada skala bisnis yang lebih luas dengan mendirkan EO dengan label Creativepreneur pada 2014, fokusnya pada penyelenggaraan penyebaran ide-ide kreatif danentepreneurship anak-anak muda.

Di awal menjalani bisnis ini, dirinya harus jatuh bangun sebelum akhirnya mendapat banyak kepercayaan sejumlah perusahaan untuk jadi EO penyelenggaraan acara mereka.

"Pernah sampai 30 perusahaan yang tolak proposal sponsor. Saya pertama selalu coba dari bawah, bukan dari ayah saya. Saya nggak mikir anaknya siapa, kalau ide kurang bagus pasti ditolak. Saya mungkin tawarkan konsep acara yang jelek, dianggap masih sangat muda buat bikin acara besar dan gila," paparnya.

Tak hanya ditolak perusahaan, dirinya sempat beberapa kali ditolak orang yang ingin dia jadikan pengisi acara yang diselenggarakannya.

"Saya sampai nungguin di pos satpam sampai 3 jam lebih buat orang yang saya harapin jadi speaker. Tapi akhirnya malah diusir juga," ujar gadis yang memiliki nama lengkap Putri Indahsari Tanjung ini.

Diakuinya, terlahir sebagai anak dari keluarga berkecukupan malah jadi beban tersendiri dalam membangun bisnisnya.

"Orang pikirkan gampang, padahal buat saya itu jadi beban karena saya selalu di bayang-banyang ayah saya. Orang mengira modal bisnis dari ayah saya, atau pakai relasinya, padahal faktanya saya mulai bisnis dari usia 15 tahun tanpa modal sepeser pun," tutupnya.


Baca kisah inspiratif lainnya di Berbagi Itu Indah 

Related Posts

Kisah Jatuh Bangun Bisnis EO (Event Organizer) Ala Putri Choirul Tanjung
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.