Cara Mendidik Anak; Ayah BISU
- Para ayah yang baik, kita pasti sepakat bahwa al-Qur’an adalah sumber utama
bagi setiap muslim di setiap lini kehidupannya. Sayang ya yah, kalau pernyataan
ini hanya tinggal pernyataan tanpa aplikasi. Buktinya..., siapa yang hari ini
bicara tentang parenting dengan merujuk langsung ke al-Qur’an. A big question!
Nah ayah, mulai tulisan ini hingga beberapa tulisan ke depan,
kita akan belajar bersama langsung dari al-Qur’an. Menggali sedalam-dalamnya.
Untuk mendapatkan mata air terjernih. Panduan untuk setiap ayah.
Sebuah tulisan ilmiah akan menjadi inspirasi kajian kita dalam
tema ini. Tulisan ilmiah tersebut karya Sarah binti Halil bin Dakhilallah
al-Muthiri, untuk meraih gelar magister di Universitas Umm al-Quro, Mekah,
Fakultas Pendidikan, Konsentrasi Pendidikan Islam dan Perbandingan.
Judul tulisan ilmiah tersebut adalah:
حِوَارُ اْلآباَءِ مَعَ اْلأبْناَءِ فيِ اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ
وَتَطْبِيْقَاتُهُ التَّرْبَوِيَّةِ
“Dialog orangtua dengan anak dalam al-Qur’an al-Karim dan
aplikasi pendidikannya”
Dari judulnya saja, sudah luar biasa. Dan memang luar biasa
isinya. Menarik ya yah....Sudah gak sabar nih untuk baca bersama....
Menurut tulisan ilmiah tersebut, terdapat 17 dialog (berdasarkan
tema) antara orangtua dengan anak dalam al-Qur’an yang tersebar dalam 9 Surat.
Ke-17 dialog tersebut dengan rincian sebagai berikut:
• Dialog antara ayah dengan anaknya (14 kali)
• Dialog antara ibu dan anaknya (2 kali)
• Dialog antara kedua orangtua tanpa nama dengan anaknya (1 kali)
Lihatlah ayah, subhanallah...
Ternyata al-Qur’an ingin memberikan pelajaran. Bahwa untuk
melahirkan generasi istimewa seperti yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya,
harus dengan komposisi seperti di atas.
Jika kita bandingkan, ternyata dialog antara ayah dengan
anaknya, lebih banyak daripada dialog antara ibu dengan anaknya. Jauh lebih
banyak. Lebih sering. 14 banding 2!
Kalau hari ini banyak muncul ayah ‘bisu’ dalam rumah, inilah
salah satu yang menyebabkan munculnya banyak masalah dalam pendidikan generasi.
Sebagian ayah seringkali kehabisan tema pembicaraan dengan anak-anaknya.
Sebagian lagi hanya mampu bicara dengan tarik urat alias ngamuk, eh
maaf...marah. Ada lagi yang diaaamm saja, hampir tidak bisa dibedakan saat
sedang sariawan atau memang tidak bisa bicara. Sementara sebagian lagi, irit
energi; bicara seperlunya. Ada juga seorang ayah yang saat dia belum selesai
bicara sang anak bisa menyela, “Cukup yah, saya bisa lanjutkan pembicaraan
ayah.” Saking rutinitas yang hanya basa basi dan itu-itu saja.
Jika begitu keadaan para ayah, maka pantas hasil generasi ini
jauh dari yang diharapkan oleh peradaban Islam yang akan datang. Para ayah
selayaknya segera memaksakan diri untuk membuka mulutnya, menggerakkan
lisannya, terus menyampaikan pesannya, kisahnya dan dialognya.
Ayah, kembali ke al-Qur’an..
Dialog lengkap, utuh dan panjang lebar di dalam al-Qur’an, hanya
dialog ayah kepada anaknya. Bukan dialog ibu dengan anaknya. Yaitu dialog
Luqman dengan anaknya. Sebuah nasehat yang lebih berharga bagi seorang anak
dari semua fasilitas dan tabungan yang diberikan kepadanya.
Dengan kajian di atas, kita terhindar dari kesalahan pemahaman.
Salah, jika ada yang memahami bahwa dialog ibu tidak penting. Jelas sangat
penting sekali dialog seorang ibu dengan anaknya. Pemahaman yang benar adalah,
al-Qur’an seakan ingin menyeru kepada semua ayah: ayah, kalian harus rajin
berdialog dengan anak. Lebih sering dibanding ibu yang sehari-hari bersama buah
hati kalian.
Dan...
Jangan jadi ayah bisu!
Jangan jadi ayah bisu!
Baca juga Cara Membuat Anak yang Baik dan Benar
Sumber:
www.facebook.com
Cara Mendidik Anak; Ayah BISU
4/
5
Oleh
Anonymous